Selasa, 27 November 2012

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi berasal dari bahasa Inggris
Information and Comunication Technology (ICT). Teknologi (technology)
merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan
perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu
pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas
secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan,
alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik
(make our life more easy and comfortable). Melalui pemanfaatan teknologi
memungkinkan orang dapat berkomunikasi dan/atau menyampaikan/menerima
informasi dengan lebih baik dan lebih cepat.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi tergantung pada
perkembangan komputer. Semakin pesat perkembangan komputer, semakin pesat
pula perkembangan TIK.
Komputer adalah suatu mesin yang menggunakan sistem pemrograman
yang didisain untuk melaksanakan operasi aritmetika dan operasi logika secara
sistematis dan otomatis. Komputer konvensional terdiri dari beberapa memori
untuk penyimpan data, paling sedikit satu memori yang dapat melaksanakan
operasi aritmetika dan logika, dan unsur pengurut dan pengontrol yang dapat
mengubah susunan operasi yang didasari pada informasi yang disimpan. Unit
pemrosesan komputer mampu melangsungkan sederet instruksi yang dapat dibaca,
dimanipulasi dan menyimpan data.
Komputer elektronik pertama dikembangkan pada pertengahan abad 20
(1940–1945). Komputer modern yang didasari atas sirkuit terintegrasi (integrated
circuits, IC) memiliki kemampuan jutaan – miliar kali lebih tinggi dibandingkan
komputer pertama. Komputer personal dalam berbagai bentuknya merupakan
ikon era informasi (Information Age).
Nanotransistor
Kemampuan komputer tergantung
sekali dengan teknologi IC. Perusahan

komputer telah mampu mengebangkan chips
yang menggunakan teknologi fabrikasi 32
nanometer (Klabunde, 2001 dan Ratner, 2003).
Chips tersebut terdiri dari sekitar 1.9 miliar
transistor dalam kepingan chip tunggal.
Semakin banyak transistor yang mampu dimuat
dalam single chip maka komputer memiliki
kemampuan semakin tinggi.
Sebagai perbandingan, Pentium 4 menggunakan chip dengan 42 juta
transistor berukuran 0,18 mikron atau 180 nanometer. Pada tahun 2011, ukuran
transistor semakin kecil mencapai 0,025 mikron (25 nm). Semakin banyak
transistor berarti chips semakin cepat. Dengan satu miliar transistor dalam satu
chip akan menghasilkan kecepatan 10 – 20 GHz.
Teknologi Layar
Seiring dengan evolusi transistor, teknologi layar (monitor) yang
digunakan untuk tampilan komputer juga mengalami evolusi. Perkembangan
dalam bidang smart material telah mengubah teknologi layar (display technology)
dari monitor Cathode Ray Tube (CRT) menjadi Liquid Crystal Display (LCD),
plasma display, dan terakhir Light Organic Emiting Diode (LOED) display.
Teknologi LOED display menggunakan smart material polimer penghantar listrik
(György, 2008), sehingga ketebalan layar menjadi semakin tipis, sampai suatu
saat nanti akan dihasilkan layar fleksibel.

Aplikasi TIK dalam Pembelajaran
Pemahaman mengenai teknologi informasi dan komunikasi dalam konteks
pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang
digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran
sehingga para pebelajar menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi
masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar
pebelajar (Karsenti, 2005). Teknologi dapat dan benar-benar membantu pebelajar
mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat
mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi
(MacKinnon, 2005).
Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan rumusan pengertian
mengenai TIK sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Lebih jauh dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang
demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi,
dan infrastruktur.
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka
penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa
TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi
pelajaran/perkuliahan), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi (materi pelajaran/perkuliahan).
Dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar
sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari pondasi, tiang, dan atap,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar PERANAN TIK DI INDONESIA

Pertama, dapat kita lihat bahwa TIK berfungsi sebagai Sumber Belajar, dapat
berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat
diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan
pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll.
Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu
mengajar bagi pengajar, alat bantu belajar bagi pebelajar, serta alat
bantu interaksi antara pengajar dengan pebelajar.
Ketiga, fungsi TIK sebagai fasilitas pendidikan di kampus/tempat belajar dapat
berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab
multimedia, papan elektronik, dll.
Aplikasi TIK dalam pembelajaran terutama dalam pembuatan materi
pembelajaran, media dan e-learning.
3.1 Media Pembelajaran berbasis TIK
Menurut Arsyad (2008) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Pengertian media mengarah
kepada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara
pemberi pesan (sumber) dan penerima pesan. Hubungan komunikasi interaksi
akan berjalan lancar dan tercapai hasil yang maksimal apabila digunakan alat
bantu yang disebut media.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik dan dengan hasil yang optimal maka media pembelajaran sangat
diperlukan. Dalam proses pembelajaran, media didefinisikan sebagai sesuatu yang
membawa informasi atau pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
dosen dan mahasiswa atau antara gugu dan siswa.
Setiap media yang digunakan pada umumnya memiliki manfaat untuk
tujuan pencapaian proses belajar mengajar. Menurut Sujana (dalam Pasek, 2011)
media pembelajaran memiliki empat manfaat. Pertama, pembelajaran akan lebih
menarik perhatiam mahasiswa/siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar. Kedua, materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh mahasiswa/siswa. Ketiga, metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh
dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan dan dosen tidak kehabisan tenaga.
Keempat, mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian dosen, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati,
melakukan, mendengarkan, dan mendemontrasikan.
Munadi (dalam Saprudin, 2010) menjelaskan bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

Hakekat media dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai instrumental, dengan
kata lain media berarti tidak hanya sekedar alat saja, namun untuk mencapai atau
memiliki tujuan. Alat yang dimaksud dalam media adalah alat untuk memebantu
proses pembelajaran, alat untuk mempermudah pemahaman masalah yang sedang
dibahas, dan alat untuk mempermudah mengungkapkan hal-hal yang rumit. Jadi
sebagai alat, media bisa digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi tidak semua
tujuan, karena setiap media memiliki ciri atau karakteristik dan kekhasannya
masing-masing, sehingga hanya tepat digunakan untuk tujuan-tujuan yang khas
dan sesuai pula.
Setiap penggunaan media pembelajaran memiliki tujuan dalam
pemcapaian tujuan pembelajaran. Raharjo (dalam Pasek, 2011) menjelaskan
penggunaan media pembelajaran memiliki enam tujuan: (1) sebagai ilustrator
yaitu berperan menggambarkan masalah secara jelas, (2) membentuk kode
(sandi), (3) mampu menunjukkan gambaran hidup (animasi), (4) memahami
maknanya (kodifikasi), (5) melahirkan kesadaran baru (dekodifikasi), dan (6)
mewujudkan terjadinya perubahan ke arah perbaikan (transformasi).
Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, antara lain: simulasi, audio,
visual, gambar, grafis, gambar cetakan, audio visual, dan multimedia.
Penggabungan beberapa media sering disebut multimedia. Menurut Hamalik
(1986), Jamarah (2002), dan Sadiman dkk (1986) mengelompokkan media
berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti taperecorder.
(2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan
dalam wujud visual.
(3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan
media ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu: (a) audiovisual diam, yang
menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide, dan (b)
audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video cassete da VCD.
Menurut tim pengembang MPBTIK (2010) beberapa definisi multimedia yaitu:
(1) Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video
(2) Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara,
gambar, dan teks.
(3) Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau
output dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi,
video, teks, grafik, dan gambar.
(4) Multimedia merupakanalat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif ang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar
video.
(5) Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, video dan animasi dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Levie dan Lentz (dalam Sandi, 2011) mengemukana empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual.
(1) Fungsi atensi. Seringkali pada awal
pembelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran. Media visual dapat
digunakan untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
pada isu pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
(2) Fungsi afektif. Gambar visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
(3) Fungsi kognitif. Sesuai hasil penelitian,
media visual dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk mengingat dan
memahami informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. (4) Fungsi
kompensatoris. Media visual yang memberikan konsteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali.

.    Dampak Positif dan Negatif  Perkembangan TIK
1.    Dampak positif :
a.    kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semakin mudah dibantu perangkat teknologi          yang semakin berkembang dan mudah digunakan.
b.    kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan fasilitas e-mail,chat,sampai komunikasi secara langsung (pembicaraan) sekalipun melalui internet.
c.    munculnya bermacam macam komunitas dari internet itu sendiri.
d.    kita dapat dengan mudah mencari informasi yang kita butuhkan. apalagi dengan adanya bantuan web search engine seperti google search/yahoo searh dsb.
e.    kita dimungkinkan berbelanja melalui media internet.
f.    seiring berkembangnya bahkan internet dapat kita akses di genggaman tangan kita sendiri yaitu dengan media handphone ini sangat positif karena akses internet dapat kita lakukan dengan mudahnya serta dengan tarif yang relatif sangat murah pula.

2.    Dampak negatif :
a.    munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
b.    munculnya budaya plagiarisme. dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi atau tanpa menulis sumbernya.
c.    munculnya pornografi yang mudah diakses.
d.    munculnya pencurian.
e.    dengan semakin mudahnya berbelanja lewat internet kita dapat meningkatkan budaya konsumsi yang menimbulkan sifat boros.

PENUTUP

A.    Simpulan
1.    Perkembangan TIK dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, termasuk dalam dunia pendidikan.
2.    Perkembangan TIK dapat diimplikasikan dalam dunia pendidikan seperti penggunaan e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, dan lainnya.
3.    Perkembangan TIK membawa dampak positif dan negatif  bagi kalangan masyarakat.

B.    Saran
1.    Adanya perkembangan TIK ini diharapkan masyarakat lebih aktif menggali informasi penting sehingga masyarakat tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi.
2.    Adanya perkembangan TIK ini diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan selektif dalam menggunakan dan memanfaatkan  TIK.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar